Warung internet dikampus adalah warnet yang baru berdiri yang terletak di pusat kampus, sehingga mudah diakses oleh mahasiswa. Setelah melewati berbagai proses seleksi akhirnya aku bisa menjadi salah satu operator di warnet tersebut. Waktu itu aku masih semester 3, jadi ilmu yang aku dapatkan juga belum begitu banyak, apalagi aku bukan anak bahasa, jadi ya kemampuan berbahasa asing pas-pasan, tapi ya lumayan lah bisa menangkap apa yang dimaksud ketika ada seorang bule bicara, asal tidak terlalu cepat saja.
Suatu ketika aku sedang mendapatkan shift jaga sore, yaitu dari jam 17.30 sampai 22.30. dalam shift sore ini terdiri dari 2 orang karena jumlah komputer yang di tangani sebanyak 100 buah jadi tentu saja akan kewalahan ketika yang bertugas hanya satu orang. Sekitar pukul 20.00 ada sekawanan orang yang ingin menuju meja kerjaku, dan dari tampangnya terlihat bukan orang Indonesia, rambut pirang, kulit putih, tinggi. Dalam hatiku aku bergumam. Rekan kerjaku sedang mengecek komputer karena tadi ada keluhan dari pelanggan mengenai komputer yang dipakai, jadi tugas menerima pelanggan aku yang meng-handle.
“wah gawat, ada bule, kudu ngomong neh, gimana ngomongnya ya”
agak deg-degan juga sebenarnya.
Waktu itu aku kebetulan mempunyai kenalan teman chating orang Indonesia yang sedang kuliah di luar negeri, jadi aku banyak belajar bahasa inggris darinya, terutama terkait hal yang kira-kira akan aku hadapi terkait tugasku sebagai operator, maklum, di kampus ada pertukaran pelajar juga, jadi ada orang asing yang kuliah kampus ini jadi aku harus mempersiapkan diri untuk mengatasi hal yang tidak di inginkan (ketemu bule).
Ketika bule itu datang, ternyata dia bukan mau memakai jasa internet, tetapi menanyakan toilet karena dia sudah kebelet.
Si bule menyapa “Hello…”
Aku membalas dengan senyum manis
“Sorry, where is the toilet” bule lanjut bertanya
Nah, kebetulan pada waktu itu, pompa air sedang mati, airnya tidak bisa keluar, jadi tolietnya di kunci, alias tidak boleh digunakan, maka sebisa mungkin aku menjawab
“The toilet is in the out side there”
aku pergi keluar dan menunjukkan dimana toilet itu berada dan kemudian aku lanjutkan menjelaskan
“sorry it still can not be use, because….”
Wah disini aku bingung melanjutkannya, masalahnya aku tidak tahu bagaimana mengatakan bahwa airnya tidak ada, tidak mau keluar, akhirnya aku gunakan kolaborasi bahasa
“Because the water is MACET, can not KELUAR”
Hahaha, untung tidak ada orang Indonesia saat itu, coba kalau ada yang tahu, mereka pasti akan ikut tertawa melihat apa yang sudah aku lakukan.
Sebenarnya si bule kebingungan atas apa yang aku katakan, tetapi dengan keterampilan bahasa tubuhku, si Bule bisa menerima apa yang aku maksud. Perjuangan mencari toilet belum selesai. Namanya juga kebelet, pasti butuh pelepasan. Si Bule melanjutkan bertanya.
“Do you know where the nearest toilet is?”
Aku tahu bahwa ada toilet di fakultas sebelah warnet ini yang letaknya ada di depan warnet agak jauh. Aku kemudian menjawabnya
“There… straight go ahead”
Sambil aku menunjukkan tempatnya dari teras lantai dua tempat ku bekerja. Kata “straight go ahead” ini sebenarnya terinspirasi dari perempatan bangjo (lampu rambu lalulintas) yang ada tulisan “straight go ahead” yang artinya lurus jalan terus.
“Oh... That is so dark, it’s scary”
Mental si bule ternyata seperti orang Indonesia juga, karena jalan menuju ke toilet itu kalau kata orang jawa peteng ndhedhet alias gelap gulita.
Kemudian bule itu berbincang-bincang dengan kawannya, sepertinya mendiskusikan bagaimana ia akan buang air karena ketakutannya menuju toilet yang sudah ku tunjukkan, hingga kemudian aku mendengar suatu pernyataan dari teman si Bule itu
“There is a big tree there, use that tree”
Usul teman si bule sambil menunjuk pohon kelengkeng yang ada di depan warnet yang cukup besar.
“Hm... good idea, dog style”
Balas si bule dan sontak sekawanan bule itu tertawa dan akupun ikut tertawa, sungguh inspirasi yang luar biasa.
Tapi sayang, karena ada pelanggan mau menggunakan jasa internet, maka aku masuk ke dalam dan tidak tahu kisah selanjutnya bagaimana dan di mana si bule menemukan toilet impiannya.
0 komentar:
Post a Comment
silahkan isi komentarnya ya..