“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih". “ (QS 14:7)
Sungguh sombong manusia (terutama yang nulis), ketika kita menjadi mahluq yang kufur ni’mat. Kita mungkin tak sadar bahwa melihat adalah suatu nikmat, hingga Allah memberikan peringata berupa “belekan” sehingga kita baru benar-benar sadar bahwa melihat adalah suatu nikmat. Kita mungkin tak sadar, bahwa hanya sekedar berjalan adalah suatu ni’mat hingga Allah mengingatkan kita dengan memberikan sakit di kaki sehingga kita kesulitan berjalan dan kemudian baru sadar bahwa berjalan adalah juga suatu ni’mat. Syukurilah segala sesuatu yang kau miliki sekarang.
Allah baru saja mengingatkanku yang kuanggap hal sepele, yaitu ni’mat ber-UDARA. Apakah itu ni’mat ber-UDARA. Begino ceritanya…..
Sekolah kami mengikuti sebuah event lomba tingkat nasional (pesta sains 2009) yang diselenggarakan oleh BAU (Bogor Agriculture University / IPB). Di hari kedua perutku sudah tak nyaman, aku merasa masuk angin, sehingga ketika sendawa kurasakan aroma yang tidak seperti biasanya. Sampai akhirnya kembali ke sekolah, perutku pun belum menunjukkan tanda-tanda lebih baik dan akhirnya aku tertimpa si DIA…..re. yup,diare yang menyusahkan (g usah di critain dah tau sendiri lah gimana diare-red). Sudah tak menang lomba, malah dapet musibah diare, tapi tak apa, paling tidak aku sudah melihat IPB, Bogor, dan ketemu temen maya (ehm….).
Perutku melilit tak keruan, angin-angin dalam perut berlarian seperti terjadi sebuah angin topan di dalam perutku, perutku kembung seperti sebuah kendang, sehingga jika di tabuh maka semut dan cicak menari ngebor mengiringi alunan dangdut perut kembung ku. Bolak-balik ke kamar mandi adalah suatu penyelesaian tuk sakitku ini. Walau sudah minum resep pak nanang, tapi masih tetep perut gemluthakan. Kesimpulan di kamar mandi (jadi di kamar mandi, aku merenung juga) bahwa sakit perutku bisa teratasi dengan cara pengeluaran melalui 2 tempat, depan dan belakang. Depan adalah sendawa dan blakang adalah kentut / *****. Dari sana aku baru sadar, bahwa hanya sekedar sendawa dan kentut saja adalah suatu ni’mat yang tak terkira harganya. Tak bisa dibayangkan ketika 2 ha itu tak dapat dilakukan, maka perut kita bisa meletus karena terisi gas terus, atau perut kita harus di coblos-coblos (mending kalao ada gambarnya, jadi kayak pemilu). Memang Allah Maha Baik, Maha Sempurna atas segala penciptaanya. Ada hikmah dalam setiap kejadian.
Itulah 2 ni’mat ber-UDARA, kentut dan sendawa, maka jangan pernah meremehkan mereka berdua.
0 komentar:
Post a Comment
silahkan isi komentarnya ya..