Magelang 13 oktober 01.30 sengaja ku setel alarm untuk memulai perjalanan kembali dari rumah mas'ul menuju jogja. Rencana mau pulang ba'da Isya, tapi apa daya, Allah menurunkan rizkinya berupa air yang bertubi-tubi di iringi suara alam yang menggelegar. Alhamdulillah aku masih bisa bangun (sebenernya di bangunin neh) dan segera ku bangunkan tuan rumah untuk meminta sangu doa dan mantel penadah dingin. bayangin aja, jam 2 malem gitu loh~yang lain lagi mimpi ketemu sunder bolong. Berbekal semangat untuk mengantarkan seorang anak sma untuk bisa menempuh ujian di purworejo kuterpa saja sang angin malam dengan teman dinginnya yang tak mau berpisah untuk waktu lama itu layaknya dua sejoli yang sedang kasmaran.
Cangung juga, baru bangun tidur terus berkendara tapi semangat itu lagi yang menyuruhku untuk melakukan itu. sepi memang jalanan, hanya segelintir mobil Box dan truk yang bisa dihitung tak seperti siang hari yang seperti tentara kerajaan rayap. Apalagi kendaraan beroda dua, mengingat terpaan duet maut dingin plus angin yang membuat siapa saja ingin tetap berkecamauk dalam mimpi di atas lembutnya belaian kasur di bawah hangatnya sentuhan sang selimut. layaknya pembalap karena tak ada saingan akhirnya sampai juga jam 3am di masjid Al Munawwar tuk istirahat sejenak plus menunaikan Ql dilanjutkan shubuh. Sengaja memang tak istirahat di kos, karena sudah bisa dipastikan besi-besi sudah masuk pada tempatnya sehingga akan menyulitkan orang untuk membuka pintu tersebut.
4.30 berangkat dari kos setelah mengambil tameng dari sebuah tas, tak lupa memberikan hak kepada sang motor untuk minum. 70 - 90 melaju terus melsat tanpa batas melewati kendaraan lain yang terlena dengan sejuknya oksigen yang berhamburan di udara bebas. Sampai di purworejo awal ternyata ada sepasang cewek berkendaraan motor juga. sepertinya menuju arah yang sama, dan ternyata benar dan saling overlap sampai akhirnya dipisahkan oleh truk gandeng yang membuat mereka melesat jauh di depan. setelah melewati kerumunan orang yang sibuk di pasar dan remaja putih abu abu akhirnya sampai juga di tempat yang dituju. Tepat jam 6. Kulepaskan tameng dalam dari jas hujan yang juga dipasang anak sma itu, o ya. namanya harun, kurapikan dan dimasukkan dalam bagasi di bawah jok.
Kontak sudah diputar dan membuat lampu-lampu dan jarum speedometer layaknya tersengat listrik dengan arus yang besar sehingga membuat mereka terkejut. Mesin masih terasa hangatnya, tentusaja karena tak ada berhenti sejak keberangkatan dari jogja. tekanan electric starter belum bisa membuat sang motor mengaung. Beberapa kali dicoba dan memberikan hasil sama, tentu saja stimultan dalam otak merespon untuk mengayuhkan kaki bersamaan dengan manual starternya. hasilnyapun tak jauh beda. hanya saja kali ini aku harus menggunakan karbohidrat dan glikogen lebih banyak. otakpun memanggil memori kebengkelan untuk mengatasi masalah ini. Hasil searching menyimpulkan bahwa yang bermasalah adalah busi-nya karena bensin masih bisa sampai 30 Km dari tempat ini. memori ini membeirkan gambaran rekaman teman-temanku yang mencopot kemudian membersihkannya dan hiduplah aungan merdu motor. Layaknya montir professional dicopotlah baut dari tempatnya untuk memudahkan eksekusi, tapi ternyata membuka busi tak smeudah yang kukira dan alhamdulillah Harun membawa bala bantuan sementara ia berangkat akan menyilang a, b, c, d, atau e. teman pondok pesantrennya itu mmebawa beberapa kunci yang bisa membuat busi keluar dari tempatnya semula dan kubersihkan seperti yang dilakukan teman-temanku. hasilnya masih sama, motor hanya mengaung sebentar bak auman singa yang menakut-nakuti. beberapa diulangi hasilnya masih sama, akhirnya diputuskan untuk di berikan kepada sang ahli bersama dengan temannya yang mempunyai masalah juga.
Peralatan mc giver kurapikan dan kumasukkan tempatnya semula di bagasi. kulihat ada sepotong batang mencuat di samping dalam bagasi ini. seperti sebuah saklar, jangan jangan.......... iseng aja ku rubah haluan berdirinya ke arah sebaliknya dan pencetan electric starter ternyata mampu membuat piston piston bergerak siap melewati gunung dan lembah.
Cangung juga, baru bangun tidur terus berkendara tapi semangat itu lagi yang menyuruhku untuk melakukan itu. sepi memang jalanan, hanya segelintir mobil Box dan truk yang bisa dihitung tak seperti siang hari yang seperti tentara kerajaan rayap. Apalagi kendaraan beroda dua, mengingat terpaan duet maut dingin plus angin yang membuat siapa saja ingin tetap berkecamauk dalam mimpi di atas lembutnya belaian kasur di bawah hangatnya sentuhan sang selimut. layaknya pembalap karena tak ada saingan akhirnya sampai juga jam 3am di masjid Al Munawwar tuk istirahat sejenak plus menunaikan Ql dilanjutkan shubuh. Sengaja memang tak istirahat di kos, karena sudah bisa dipastikan besi-besi sudah masuk pada tempatnya sehingga akan menyulitkan orang untuk membuka pintu tersebut.
4.30 berangkat dari kos setelah mengambil tameng dari sebuah tas, tak lupa memberikan hak kepada sang motor untuk minum. 70 - 90 melaju terus melsat tanpa batas melewati kendaraan lain yang terlena dengan sejuknya oksigen yang berhamburan di udara bebas. Sampai di purworejo awal ternyata ada sepasang cewek berkendaraan motor juga. sepertinya menuju arah yang sama, dan ternyata benar dan saling overlap sampai akhirnya dipisahkan oleh truk gandeng yang membuat mereka melesat jauh di depan. setelah melewati kerumunan orang yang sibuk di pasar dan remaja putih abu abu akhirnya sampai juga di tempat yang dituju. Tepat jam 6. Kulepaskan tameng dalam dari jas hujan yang juga dipasang anak sma itu, o ya. namanya harun, kurapikan dan dimasukkan dalam bagasi di bawah jok.
Kontak sudah diputar dan membuat lampu-lampu dan jarum speedometer layaknya tersengat listrik dengan arus yang besar sehingga membuat mereka terkejut. Mesin masih terasa hangatnya, tentusaja karena tak ada berhenti sejak keberangkatan dari jogja. tekanan electric starter belum bisa membuat sang motor mengaung. Beberapa kali dicoba dan memberikan hasil sama, tentu saja stimultan dalam otak merespon untuk mengayuhkan kaki bersamaan dengan manual starternya. hasilnyapun tak jauh beda. hanya saja kali ini aku harus menggunakan karbohidrat dan glikogen lebih banyak. otakpun memanggil memori kebengkelan untuk mengatasi masalah ini. Hasil searching menyimpulkan bahwa yang bermasalah adalah busi-nya karena bensin masih bisa sampai 30 Km dari tempat ini. memori ini membeirkan gambaran rekaman teman-temanku yang mencopot kemudian membersihkannya dan hiduplah aungan merdu motor. Layaknya montir professional dicopotlah baut dari tempatnya untuk memudahkan eksekusi, tapi ternyata membuka busi tak smeudah yang kukira dan alhamdulillah Harun membawa bala bantuan sementara ia berangkat akan menyilang a, b, c, d, atau e. teman pondok pesantrennya itu mmebawa beberapa kunci yang bisa membuat busi keluar dari tempatnya semula dan kubersihkan seperti yang dilakukan teman-temanku. hasilnya masih sama, motor hanya mengaung sebentar bak auman singa yang menakut-nakuti. beberapa diulangi hasilnya masih sama, akhirnya diputuskan untuk di berikan kepada sang ahli bersama dengan temannya yang mempunyai masalah juga.
Peralatan mc giver kurapikan dan kumasukkan tempatnya semula di bagasi. kulihat ada sepotong batang mencuat di samping dalam bagasi ini. seperti sebuah saklar, jangan jangan.......... iseng aja ku rubah haluan berdirinya ke arah sebaliknya dan pencetan electric starter ternyata mampu membuat piston piston bergerak siap melewati gunung dan lembah.
--ternyata manusia bisa di buat bodoh oleh kecerobohannya--
0 komentar:
Post a Comment
silahkan isi komentarnya ya..