Translate this blog
English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified Thailand Vietnam Czech

Wirausaha 0 Rupiah ---------------- Kontak Jodoh Online ---------------- Wirausaha 0 Rupiah ---------------- Kontak Jodoh Online ----------------Wirausaha 0 Rupiah ---------------- Kontak Jodoh Online

Monday, December 29, 2008

wisuda

24 desember menjadi hari spesial untuk hidupku. Yup, hari itu aku mengalamai prosesi ritual dari Universitas untuk melepaskan salah satu orang yang menimba ilmu disana dengan memberikan gelar S.Pd.Si, gelar sarjana S1 khusus untuk mahasiswa pendidikan science (MIPA). Gelar ini menjadi spesial karena memang memerlukan perjuangan, kesungguhan, kesabaran untuk mendapatkannya. Buktinya sudah banyak mahasiswa tumbang dan memilih mengambil gelar D3 karena tak kuat mengangkat gelar itu ke pundaknya. ya..... skripsi menjadi masalah utama disana.
Tak ada bedanya antara sudah mendapat gelar atau belum, hanya saja nanti di undangan ada embel-embel nama yang sejatinya itu merupakan beban psikologis bagi para lulusan, kecuali memang yang sudah bekerja, maka gelar itu menggenapi performancenya. Bagi yang belum bekerja itu adalah suatu tanda peresmian menjadi penganggur sementara, semenhari, semenbulan atau sementahun, lebih kerennya menjadi PNS, Pengangguran Namun Sarjana.
Masih mengakar dalam pikiran masyarakat kita betapa hebatnya seorang sarjana, mungkin ini tidak berlaku di kota pendidikan atau kota besar, tapi ketika seorang fresh graduate kembali ke desanya, maka akan ada teror psikologis dari masyarakat, tetangganya, bahkan keluarga. “Wah... pak sarjana. Pasti bisa apa saja” padahal sejatinya -kebanyakan- dia mungkin hanya ingat beberapa pelajaran saja ketiak kuliah, yang lain sudah hilang seiring berjalannya waktu, apalagi mata kuliah yang sangat mengganjal di pikirannya.
Beban lain ada pada teman-teman aktivitasnya, seorganisasi, kos. Mereka sering “menuntut” merayakan kesuksesannya dengan makan-makan, alias makan gratis yang akan memangkas anggaran konsumsi anak kos. Mungkin jika mereka tahu mahalnya membayar ini dan itu sampai diwisuda akan mengurungkan niatnya. Apalagi ketika fresh graduate ini sudah mengeluarkan jurus terahir dengan membongkar celengan untuk menyambung hidupnya karena ongkos hidup yang biasanya sudah dihabiskan untuk membayar ini dan itu. Tapi bagi mereka yang berduit pasti tak akan keberatan untuk merayakan kemenangan ini. Toh memberi makan anak-anak kos adalah suatu pahala, dan mungkin dengan itu Allah akan memudahkan pintu rizki sehingga dia akan mudah mendapat pekerjaan.
Tapi yang paling penting bagiku -hampir lupa- adalah bahwa ini merupakan persembahan sebagai wujud cintaku padamu duhai ibuku. Kalau pikiranku tak terganggu oleh wajah tentram mu ibu...aku mungkin belum mau keluar dari universitas ini. Telah banyak hal kau lakukan hingga aku bisa kuliah, maka kini aku ingin menggantikanmu. Maka kutuangkan dalam sebuah puisi untukmu ibu....

persembahan untukmu ibu...

apakah kau tahu ibu..
aku sungguh mencintaimu..
lebih dari apa-apa yang ada di dunia ini..
meskipun bumi dan langit bertemu
aku tak peduli, asalkan aku bisa mencintaimu ibu

apakah kau tahu ibu...
kaulah yang motivasiku menyelesaikan jeratan skripsi
aku ingin mempersembahkan yang terbaik
untukmu...hanya untukmu ibu.
Karena engkau telah berkorban
begitu banyak
begitu besar hanya untukku

karena itu aku mencintaimu..

kini istirahatlah ibu...
biar aku yang mencarikan butir-butir beras
dan tetes madu
sudah saatnya aku memanjakanmu
aku tak mau lagi dimanjakanmu...

ibu..
aku sangat.. sangat ... sangat....
sangat mencintaimu
aku rindu
aku sayang

aku mencintaimu karena...
perjuanganmu mengubahku dari orok
hingga menjadi manusia sejati
kasih sayangmu yang membuatku
akan selalu menangis bila mengingatnya..
ALLAH....karena Allah

biarkan aku masuk nerakanya
asal engkau duduk manis dan nyaman di surga sana
biarkan aku di azab
asal engkau memakai pakaian surga
biarkan aku yang menanggungnya
karena apa yang aku lakukan tak kan pernah bisa membalasnya...

tapi akan lebih bahagia lagi jika aku bisa bersamamu disurga
mari berikhtiaar tuk mengusap debu dosa di kaca itu ibu..
sehingga kita bisa melihat indahnya surga
dan membuat kuncinya..
sehingga kita bisa masuk ke dalamnya

I love u mom
more than everything in this world

0 komentar:

Post a Comment

silahkan isi komentarnya ya..

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes