Translate this blog
English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified Thailand Vietnam Czech

Wirausaha 0 Rupiah ---------------- Kontak Jodoh Online ---------------- Wirausaha 0 Rupiah ---------------- Kontak Jodoh Online ----------------Wirausaha 0 Rupiah ---------------- Kontak Jodoh Online

Saturday, December 10, 2011

bahaya mencontek

Ujian kerap dilaksanakan setiap akhir pembelajaran dalam suatu bab, entah itu menjadi ujian harian atau ujian akhir semesteran seperti yang sedang ramai dilaksanakan saat ini di sekolah-sekolah. Ujian ini sebenarnya merupakan salah satu cara untuk mengetahui, apakah seorang siswa sudah memahami apa yang telah disampaikan pengajarnya atau belum. Jika nilai ujian tinggi, bias diartika ia telah menguasai materi yang disampaikan pengajarnya, jika belum maka perlu dilakukan remedial.
Sebenarnya penilaian seperti ini memang kurang bisa merepresentasikan hasil sebenarnya, apakah siswa sudah memahami materi atau. Apa lagi jika Si siwa melakukan tindak kecurangan dalam menjawab, berarti sama saja hasil jawabannya tidak mencerminkan kecakapannya dalam memahami materi, itu adalah hasil kecakapan orang lain. Tapi sampai saat ini, belum ditemukan cara yang lebih efektif untuk menilai kepahaman siswa terhadap suatu materi.
Nah, bicara soal kecurangan dalam ujian atau yang lebih dikena l sebagai “mencontek”, setelah saya analisis secara mendalam, ternyata memang sebenanrya tidak ada untungnya bagi kita, bahkan akan sangat merugikan kita. Berikut hasil analisis saya tentang menyontek, saya rangkum dalam “bahayanya menyontek”
  1. Bad image di guru / teman
Sudah sangat jelas sekali. Ketika seorang siswa ketahuan mencontek, maka secara otomatis akan memberikan bad image kepadanya. Kepercayaan guru kepadanya sudah berkurang, dan mungkin akan memberikan nilai afektif C untuknya, dan perlu diketahui, ketika guru – guru berkumpul dan berdiskusi / nge-gosip, kadang akan di bahas masalah perilaku siswanya ketika di pelajaran masing-masing , apalagi jika ada siswa yang gemar mencontek. Maka secara otomatis bad image-nya akan terpublikasikan ke guru-guru yang lain. Antara sesama teman juga sudah jelas, dia akan dikenal sebagai raja mencontek, walaupun secara pertemanan tetap mau bergaul dengan si pencontek, tapi apakah bangga jika kita mendapat predikat sebahai “Raja Contek”?
2. Membodohi diri sendiri
Ketika kita mencontek, maka itu berarti juga kita memanipulasi nilai kita. Karena sebenarnya itu bukanlah jawaban kita, melainkan jawaban orang lain. Jadi walaupun nilai kita besar , sebenarnya kita tidak bisa di pelajaran tersebut. Misalkan nilai ini dipakai untuk masuk universitas melalui jalur PMDK, mungkin kita bisa masuk tapi kedepannya kita akan susah mengikuti perkembangan perkuliahan karena memang sebenarnya kita tidak mempunyai kemampuan di jurusan tersebut, malahan bisa saja kita di DO. Nah loh, gimana kalo dah begitu, siapa yang malu??
3. Langkah awal sakit jantung
Saat menyontek, maka tingkat kewaspadaan kita menjadi meningkat, disini adrenalin kita mulai naik, apalagi ketika ada seorang pengawas mendekati kita, detak jantung kita menjadi semakin tidak normal. Dan jantung akan berdetak lebih cepat lagi, ketika pengwas memanggil nama kita saat kita sudah mempunyai niat mencontek, dan mungkin bisa sampai keluar keringat dingin jika dia tidak professional dala mmencontek (hehe). Menurut Wikipedia, salah satu gejala penyakit jantung adalah palpitasi (jantung berdebar-debar) hal ini terjadi ketika kita ketahuan mencontek oleh pengawas, dan gejala yang lain adalah mengucurnya keringat dingin atau panas. Nah, tanda-tandanya mirip kan??
4. Kehalalan ijazah / nilai
Dalam semua agama, pasti melarang yang namanya berbuat curang. Apalagi anda umat muslim, jika kita melakukan kecurangan dalam memperoleh nilai, itu sudah dikategorikan sebagai haram, nilai yang haram ini akan tertulis di ijazah, dan dari ijazah ini Anda gunakan dalam berbagai kepentingan misalnya untuk melamar pekerjaan. Maka pekerjaan yang Anda dapatkan juga Haram, karena hukum dasarnya adalah jika sesuatu berasal dari yang haram, maka hal itu akan haram juga. Seperti dalam sebuah hadits yang menyatakan bahwa “Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat dalam khamr sepuluh personel, yaitu: pemerasnya (pembuatnya), peminumnya, pembawanya, pengirimnya, penuangnya, penjualnya, pemakan uang hasilnya, pembayarnya, dan pemesannya” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzy).
5. Belum tentu jawbaan teman itu benar
Ketika kita mencontek jawaban teman, belum tentu teman yang kita contek itu benar, apa lagi jika main kode, belum tentu teman memberikan jawaban yang benar keapda kita. Karena dia tidak mau nilai teman yang lain lebih besar.
6. Nilai teman lebih besar
Ketika kita memberikan jawaban kepada teman kita, maka kita memberikan peluang kepada teman kita untuk mendapatkan nilai yang lebih besar. Anda mau hal itu terjadi?? Saya yakin tidak.

Maka dari itu, marilah kita mulai untuk mencari nilai yang benar-benar nilai kita sendiri. Dan jika anda adalah seorang pengajar, ada baiknya menyampaikan hal ini keapda siswa Anda agar mereka termotivasi untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan sikap mencontek.

12 komentar:

Anonymous said...

Tidak selamanya nyontek jelek..

Anonymous said...

nyontek adalah perbuatan buruk walalupun saya sendiri pernah melakukannya ketika kepepet, bila dilihat dari nilai kita besar karena menyontek tapi sangat berbeda dengan nilai hasil kerja sendiri...

Anonymous said...

Tujuan sekolah itu mencari ijazah, mau itu halal atau haram... Mau dapet ilmu gak dapet ijazah ???

Tour Holyland said...

menyontek itu akar segala masalah...

triprasetyodumadi said...

jalan-jalanmalam.......salam kenal

be9ino said...

@all : ini kan pendapat saya. hehe, ya bisa saja mencontek itu baik, misalnya mencontek sifat nabi.hehehe
@fajar budiman : hu uh, bentul sekali itu..makanya siswaku sampe2 tak robek lembar jawabny kalo kedapatan nyontek [kedjam mode:on]
@ijazah : yah, ijazah memang penting, tapi jika Anda berorientasi ijasah ketika sekolah, sepertinya anda perlu menonton film india "3 idiots"
@tour holyland: yep, dan bisa jadi, cikal bakal koruptor adalah dari kebiasaan menyontek...eheheheh
@triprasetyodumadi : salam kenal, ati2 pak, bawa senter, apalagi gerhana bulan, gelap euyyy

nyahaha said...

kalo di indonesia mah susah banget ngilangin sindrom nyontek. nyontek sudah jadi gaya hidup kita. bahkan ketika dewasa juga masih nyontek juga kan ? ayolah gak usah malu mengakui ^^. Mending semua ujian dibikin jadi ujian praktek aja, mau nyontek juga percuma kan

Mukti Effendi said...

Mencontek itu belajar tidak jujur, belajar bohong. Jadi tetap tidak baik untuk jangka panjang seorang anak yang sekolah. Jika budaya contek mencontek dibiarkan maka seperti apa generasi kita di masa mendatang. Kwalitas tempe. He he he. bagus artikel anda memberikan motivasi pada para guru termasuk saya. Thanks

Aditya Rakhmawan said...

Biasakan diri berbuat jujur, karena bangsa hancur, karena ketidakjujuran kebiasaan masa lalu untuk tidak jujur...

Taman Bacaan said...

he hehe,
jadi inget waktu SMP kalau gini

salam.

be9ino said...

@nyaha: maka perlu kita pake rumus aa gym. mulai dari hal yang terkecil, mulai dari diri kita, mulai dari saat ini :D
@mukti: mari motivasi murid kita supaya terbiasa jujur. nilai itu bagi saya nomer 2, karena kita bisa merubah nilai walau hasil ulanganya jelek, ya kan??hehe. jadi lebih saya tanamkan nilai afektif. :D
@aditya : iyah... mari rubah generasi tidak jujur supaya bangsa mujur
@taman bacaan: hehe, saya dulu juga pernah sih. tapi ya guru2 cuman bilang "dilarang nyontek" gitu aja, tanpa ada penjelasan apa-apa. secara psikologi, kalau kita menyebutkan kata-kata negatif seperti "tidak, jangan,dll" maka orang cenderung untuk melakukan hal yang terlarang tersebut. maka kita perlu kasih penjelasan :D

Unknown said...

tapi jaman sekarang malah ada guru yang merekomendasikan nyontek tapi beretika.. setahu saya yang namannya nyontek itu sudah gak beretika. saya bingung dengan hal seperti ini... seharusnya guru itu mengajarkan kebaikan... walaupun terhitung hanya ada beberaapa guru yang masih waras ..

Post a Comment

silahkan isi komentarnya ya..

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes